ADA satu keluarga yang sangat miskin penghidupannya sehari-harinya. Hingga pada suatu saat, mereka mempunyai hajatan/selamatan. Karena kecintaannya yang sangat luar biasa kepada Abah Guru Sekumpul, lalu akhirnya sang kepala keluarga/ayah pun memberanikan diri berjalan kaki menuju rumah kediaman Abah Guru Sekumpul.
Dia tidak bisa bertemu dengan Abah Guru saat itu, maka sang ayah hanya mengundang kepada Abah Guru Sekumpul lewat Khadam beliau saja. Maka pulanglah sang ayah dengan perasaan harap-harap cemas di dalam hatinya.
“Ya Allah, mudahan sidin (beliau) bisa datang ke hajatan / selamatan ulun (saya) malam kena (nanti). Aamiin.”
Maka tibalah saat selamatan atau hajatan itu dimulai. Beberapa kali
sang Ayah keluar masuk rumah untuk melihat keadaan jalan yang gelap
gulita itu. Para undangan sekitar rumahnya pun mulai berdatangan.
Sampai-sampai sang ayah seperti berputus asa.
“Apakah mungkin beliau akan datang ke rumah yang reot ini, rumah seorang yang miskin ini…”
Sampai akhirnya suasana kampung pun berubah. Terlihat orang-orang berlarian ke suatu tempat. Maka sang ayah pun ikut mendatangi ke keramaian itu untuk mengetahui ada apa gerangan…?