DIAJAK NENEK NONTON LAYAR TANCAP
Beberapa waktu setelah kejadian tersebut, akan ada pemutaran layar tancap di lapangan Bumi Selamat Martapura pada malam Minggu. Kabar ini disampaikan neneknya Salabiah kepada Qusyairi disertai ajakan untuk pergi melihatnya. Qusyairi senang mendengar ajakan neneknya itu, dan segera minta izin kepada ayah dan ibunya.
Ajakan tersebut tidak lain karena Salabiah melihat kehidupan cucunya tidaklah sebagaimana anak sebaya yang dapat mencari hiburan dengan bermain-main.
Sehari-hari hanya digunakan dengan belajar di Madrasah, malamnya membaca Al-Qur’an di tempat Guru Hasan, dan sisanya terkadang dihabiskan untuk mengulangi pelajaran dan membantu ayahnya di sawah.
Salabiah ingin sekali mengajak cucunya untuk pergi jalan-jalan, namun kehidupan sedemikian susah hingga uang yang terkumpul hanya cukup untuk dimakan sehari-hari.
Malam Minggu tiba, usai shalat isya, mereka berdua akhirnya pergi ke Lapangan Bumi Selamat, Martapura (sekarang tempat ini berubah jadi komplek pertokoan permata terbesar, Cahaya Bumi Selamat (CBS). Tempat itu telah dipenuhi dengan lautan manusia bercampur dengan para pedagang asongan.
Mereka berdua, memilih untuk duduk agak jauh dari posisi Layar Tancap. Duduknya di atas rerumputan yang juga setiap sore sering dijadikan latihan berman sepak bola itu sambil menunggu pemutaran film dimulai.