BERKATA Allahyarham Guru Bakrie (KH Ahmad Bakrie, Pendiri & Pengasuh Pondok Pesantren Al Mursyidul Amin, Gambut, Kab Banjar, murid Guru Sekumpul). Pernah dulu ada fitnah menimpa Syaikhona Abah Guru sekumpul.

Waktu itu pernah satu kali Abah Guru tidak bisa hadir pada sholat Jum’at di sebuah masjid di Martapura (Kalsel).  Akibat peristiwa itu, lalu fitnah pun merebak. Syaikhona dikata-katai macam-macam bernada tajam, “Wali apa itu sampai tidak sholat Jum’at.” Demikian di antaranya.

Sebagai catatan, Mushala Ar-Raudhah di Komplek pengajian Sekumpul, Martapura (dimana Syaikona bermukim) tidak bisa dijadikan sebagai tempat buat shalat jumat (statusnya mushala, bukan masjid jami). Syaikhona dan para jamaah biasanya shalat Jumat di Masjid Agung Al Karomah Martapura dan atau di Masjid Bani Ahdal, Gunung Ronggeng, Martapura, Kab Banjar (Kalsel).  

Karena kedatangan Abah Guru selalu ditunggu ribuan jamaah di setiap masjid yang dia shalati, sehingga absennya beliau di jumatan kala itu menjadi mencolok dan bahkan menjadi perbincangan ramai. Ada yang husnudzon, tapi tak sedikit pula yang suudzon.

“Aku Bakrie ai sudah siap-siap di kamar mau berangkat ke Mesjid untuk sholat Jum’at. Tapi pas handak kaluar, tiba-tiba Aku lihat Alqur’an itu berdiri tepat di depan pintu kamar.” Abah Guru memulai penjelasannya.

“Aku tidak mungkin melangkahi Alqur’an itu, sehingga aku duduk saja sambil menunggu Alquran itu tidak berdiri lagi di depan pintu kamar.  Tapi setelah kutunggu beberapa lama, Alqur’an itu tetap saja tegak berdiri di sana, dan itu berlangsung hingga berakhirnya sholat Jum’at. Begitu bubaran Jumatan,  baru Alquran itu menyingkir dari pintu kamar,” Abah Guru panjang lebar memberikan penjelasannya.

Kenapa Alquran itu sampai berdiri di depan pintu kamar Abah Guru?

Syaikhona pun bingung tidak bisa memberikan jawaban pada saaat itu kepada Guru Bakrie. “Aku tidak tahu ada apa di balik itu semua, aku tidak bisa memberikan penjelasan saat ini,” ujar Abah Guru.

Akibat peristiwa ghaib tersebut, akhirnya Syaikona pun menuai berbagai komentar miring.

“Aku difitnah macam-macam karena peristiwa itu, aku mandangar haja, tapi aku hanya diam, kada malawani karena mereka tidak tahu persis kenapa aku tidak bisa sholat jum’at di masjid,” pungkas Syaikhona mengakhiri penjelasannya.

(Allahyarham Guru Bakrie berkata, berikan saja aku cap munafik, apabila seandainya aku berbohong dengan cerita abah guru dan peristiwa yang dialami syaikhona). (ayooha.com)

sumber asli : anonim via akun FB  TetTew Mfr

(dengan editing & pengayaan dari admin Group FB Jamaah abah Guru Sekumpul)