MEMINTA JAMAAH TIDAK “MANYAMBATI” GUS DUR
Dalam hal ini, patut saya ulang cerita yang kembali saya kutip dari senior saya di banua, Dr. Humaidy Abdussami, dosen IAIN Antasari Banjarmasin (sekarang UIN Banjarmasin) tentang Guru Sekumpul dan Gus Dur ini.
Sudah umum diketahui bahwa setelah reformasi, Gus Dur mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Tentu saja pendirian ini tidak menyenangkan partai-partai lama, karena menggerus pendukung mereka, terutama dalam hal ini Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang di Kalimantan Selatan, notebene juga berbasis pada masyarakat NU.
Pada kampanye Pemilu 1999, kontestasi antara PKB dan PPP pun tak bisa dihindari. Tak terkecuali di Kalimantan Selatan. Dalam kampanye inilah muncul ejekan yang tidak semestinya kepada Gus Dur sebagai pendiri dan Ketua Umum PKB. Fisik Gus Dur yang tak bisa melihat dan buta pun menjadi sasaran ejekan.

Guru Sekumpul rupanya mendengar hal itu. Dalam sebuah pengajian, akhirnya beliau mengatakan yang kira-kira dalam bahasa Banjar kurang lebih demikian:
“Aku mandangarlah ada bubuhannya manyambati Gus Dur tu picak. Aku baritahu buhan ikam, jangan diulang lagi, Gus Dur itu ulama. Anak ulama. Dan cucu ulama. Kalo katulahan kaina.”
(Aku mendengar banyak orang mengejek Gus Dur picek. Aku kasih tahu kalian, jangan dilakukan lagi, Gus Dur itu seorang ulama. Anak seorang ulama, cucu seorang ulama. Bisa kuwalat kalian nanti).
Demikian kira-kira cerita Humaidy Abdussami, dengan paraprase yang saya buat kembali. Dan peringatan Guru Sekumpul itu bergema seperti guntur. Sejak itu tak ada lagi ejeken demikian terhadap Gus Dur.
Cerita ini menunjukkan betapa Guru Sekumpul sangat menghargai ulama di satu pihak, dan menganggap Gus Dur sebagai salah seorang ulama yang patut dihargai juga. Yang kedua, Guru Sekumpul secara tidak langsung mengingatkan bahwa berbeda boleh saja, Karena itulah Guru Sekumpul tidak memerintahkan memilih salah satunya. Tetapi yang diingatkan beliau adalah tetap menjaga sopan santun dan akhlak serta persaudaraan. (ayooha.com)
Penulis: Hairus Salim HS, aktivis NU; pendiri Yayasan LKiS
Artikel bagian ke-2 dari tulisan berjudul: “Gus Dur dan Guru Sekumpul: Sebuah Pertemuan“, dimuat di NU Online (nu.or.id)
Artikel juga pernah dimuat di : muslimoderat.com, gusdurian.net
Catatan:
Nang Manyambati (Bahasa Banjar) = Yang Mengejek