PADA suatu hari. Datang rombongan para Habaib dari berbagai daerah ke Kalimantan Selatan, tepatnya ke kediaman pribadi Al Arifbillah Assyaikh KH. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari (Abah Guru Sekumpul)
Sudah tradisi beliau untuk memuliakan tamu-tamu. Abah Guru apabila menerima tamu dari luar daerah, apalagi para Habaib, maka syaikhona akan meminta tamu tersebut untuk menginap beberapa hari di kediaman beliau. Rumah beliau lyang masih satu komplek dengan mushala Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura, memang lumayan luas buat menampung inap para tetamu istimewa itu.
Beliau sendiri yang turun tangan untuk melayani para tamu tersebut, istilah “tamu adalah Raja” sangat terlihat dari sikap dan perilaku syaikhona Abah Guru Sekumpul.
Sampai pada akhirnya rombongan para Habaib itu pamit mau pulang. Maka bergantianlah Abah Guru Sekumpul menyalami satu persatu para Habaib tersebut yang jumlahnya mencapai puluhan orang.
Tapi ada yang aneh…Sambil Abah Guru bersalaman dengan satu persatu dari para Habaib tersebut, sambil Abah Guru mengambil uang dari kantong baju gamis beliau dan memasukkan uang tersebut ke kantong baju satu persatu para Habaib tersebut. Demikian berjalan dan seterusnya.
Al-Habib Mukshin bin Al-Habib Agil bin Syahab yang berdiri didekat Abah Guru Sekumpul saat itu mengetahui betul, bahwa di kantong baju syaikhona tidak ada apa-apanya (kantong baju beliau kosong, dan tidak terlihat menggelembung lantaran menampung uang dalam jumlah banyak).
Tapi syaikhona terus saja melakukan, sampai selesai semua Habaib itu disalami Abah Guru, terus-terusan juga syaikhona merogoh kantong baju beliau, seperti tidak ada habisnya.
Tidak terasa, selesai Abah Guru menyalami dan memberikan uang tersebut kepada seluruh Habaib yang jumlahnya puluhan orang tersebut. Lalu mendekat Habib Mukhsin muda kepada Abah Guru.
Berkata Abah Guru Sekumpul kepada Al-Habib Mukshin :
“Behihinip aja nyawa Mukhsin ae,” ujar syaikhona dengan raut muka cerah ceria. (maksud Abah Guru, bediam-diam saja, tenang saja kamu Mukhsin, tidak usah ribut kalau memang sudah tahu). (ayooha.com)
Sumber Cerita : Habib Mukhsin bin Habib Agil bin Syahab