Versi Bahasa Banjar & Indonesia (Campuran)
ABAH Guru memiliki beberapa koleksi cincin. Yang selalu dia kenakan berganti-ganti. dengan berbagai mata cincin pilihan tentu saja. Selain memang sunnah, Abah Guru diketahui memang penggemar batu cincin.
Nah, suatu saat, salah satu cincin kesayangannya hilang. Entah lupa meletakkan atau ada yang ngambil, guru tidak tahu persis.
“Utas berlian Abah pernah hilang. kadada nang maambil. Karena tamu kadada nang waninya masuk. Jadi abah bingung siapa nang meambil.”
Di tengah kebingungan, Abah Guru Sekumpul berucap:
“Kalau memang Abdul Karim Waliyullah, maka utas itu timbul.” Abah Guru berwashilah. Tak berapa lama, benar saja, cincin itu ditemukan di dalam sarung guling di atas tempat tidur kamar Abah.
Entah bagaimana caranya, cincin itu bisa menyusup ke dalam sarung guling. Yang jelas, berkat bertawassul kepada Abdul Karim, maka cincin itu bisa didapat kembali.
Selidik punya selidik, ternyata itu diketahui adalah permainan seorang dukun yang membenci Abah dan ingin mengerjai Abah Guru. “Jadi dukun itu menyuruh jin maulah permainan gasan Abah,” cerita Abah Lagi.