SARUNG TIBA-TIBA BASAH
Belum lama duduk, Qusyairi merasakan sarung yang dia kenakan tiba-tiba basah, ia segera mengusap sarung tersebut dan mengendus tangannya yang basah. Rupanya tempat duduk mereka di rerumputan adalah bekas orang kencing. Umum terjadi, di lapangan Bumi Selamat, di setiap pojok dan sudut lapangan yang gelap dijadikan sebagai tempat kencing. Maklum tidak ada fasilitas toilet di sekitar situ apalagi WC portabel, jadi buang hajatnya di sebarang tempat saja.
Qusyairi langsung berkata pada neneknya : “Ni, tapih ulun basah, ulun teduduki bekas urang bekamih, kita bulikan ja ni ai!” (Nek, sarung yang saya pakai basah, tempat yang saya duduki bekas orang kencing, kita pulang saja ya nek!) Mereka kemudian memutuskan pulang ke rumah, dan tidak jadi berhibur diri menyaksikan layar tancap.
Mengingat kejadian-kejadian yang menimpa cucunya tersebut, terbayanglah di benak Salabiah petuah Tuan Guru Zainal Ilmi, “Di rumah ada saikung pun, peliharapun, peliharapun.” (di rumah ada satu orang yang mulia, tolong dipelihara dan dijaga), demikian pesan petuah dari salah satu ulama ganal Martapura yang kasyaf melihat masa depan Abah Guru muda. (ayooha.com)
Sumber Akun FB : Muhammad Yasin
Tulisan dengan sedikit editing & pengayaan
dari Group FB “Jamaah Abah Guru
Sekumpul (JAGS)“.