ORANG yang dimuliakan Allah SWT dari masa kecilnya sudah dipelihara Allah dari perkara-perkara yang tidak disukai agama . Ini sudah sunatullah setiap orang yang bakal menjadi orang mulia dan membawa manfaat bagi orang banyak perjalanan hidupnya selalu penuh cobaan dan pemeliharaan.
Begitu juga yang dialami Abah Guru Sekumpul (Shohibul Fadhillah Al-‘Allimul ‘Allamah Al-‘Arif Billaah Al-Bahrul Ulum Al-Waliy Qutb Al-Mukarram As-syaikh KH Muhammad Zaini bin Al-‘Arif Billaah H Abdul Ghoni Al-Banjari) ketika masa kecilnya.
Peristiwa ini bermula dari sebuah gedung bioskop “Kayu Tangi, di Pasar Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel. Sekarang gedung ini sudah dijadikan toko kitab Al Hidayah, yang menjual berbagai macam kitab-kitab agama, kantor Banlo Pasar dan toko sepeda.
Ketika itu pamannya Abah Guru (Sebutlah Qusyairi waktu kejadian ini nama beliau belum berganti ). Paman beliau bermaksud mengajak Qusyairi jalan-jalan ke Pasar Martapura sekaligus menonton film di Bioskop Kayu Tangi, sehingga ia meminta izin kepada ayah beliau Al Mukarram Abdul Ghani terlebih dahulu.
Sebenarnya Abdul Ghani (Abah Qusyairi) merasa keberatan puteranya diajak jalan-jalan ke pasar apalagi sampai menonton film di Bioskop, namun tidak enak menolak, terlebihh kepada saudara sepupu sendiri.
Dengan perasaan berat Abdul Ghani mengabulkan permintaan sepupunya, tapi dengan syarat pulangnya jangan terlalu larut malam.
